Kamis, 10 Februari 2011

Indonesia Masih Menghadapi Mutu Pelayanan Kesehatan yang Rendah

Indonesia Masih Menghadapi Mutu Pelayanan Kesehatan yang Rendah


Kamis, 28 April, 2005 oleh: GsianturiIndonesia Masih Menghadapi Mutu Pelayanan Kesehatan yang Rendah 
Gizi.net - Indonesia Masih Menghadapi Mutu Pelayanan Kesehatan yang Rendah

Indonesia masih menghadapi masalah mutu pelayanan kesehatan yang rendah dan pemerataan pelayanan medis spesialis yang tidak merata.

"Terutama untuk wilayah perbatasan, terpencil, kepulauan, rawan konflik, dan bencana serta daerah miskin," kata Menkes dr Siti Fadilah Supari usai penandatangan kesepakatan bersama antara Menkes, Mendiknas, dengan Pemda Sumbar, Jambi, Kalbar, Kaltim serta Rektor dari Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Hasanudin, Universitas Andalas, dan Universitas Sriwijaya di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut Siti mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan medis spesialistik sangat ditentukan oleh ketersediaan dokter spesialis. Ketersediaan dokter spesialis juga sangat dipengaruhi tersedianya pusat pendidikan dokter spesialis.

Di Indonesia, institusi pendidikan kedokteran yang menghasilkan dokter spesialis saat ini baru tersedia 13 fakultas kedokteran di 13 universitas terkemuka. Siti menilai, sekarang masih terjadi kesenjangan antara lulusan dokter spesialis dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik.

Siti berpendapat bahwa kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik semakin meluas. Tidak hanya terbatas pada daerah perkotaan tetapi sudah merambah ke daerah-daerah terpencil, kepulauan dan daerah perbatasan.

Kebutuhan itu didorong pola penyakit yang tidak cukup ditangani pelayanan medis dasar saja. "Juga tuntutan pelayanan kesehatan yang berkualitas," ujar Siti.

Menurut Siti, jika permasalahan itu tidak segera diupayakan pemecahannya pada gilirannya dapat berdampak pada menurunnya derajat kesehatan penduduk. "Serta meningkatnya masyarakat yang berobat ke luar negeri, melemahnya daya saing dan kemampuan dampak liberalisasi bidang layanan kesehatan."

Untuk menjawab langkah upaya pemenuhan dokter spesialis, kata Siti, melalui Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK) sesuai kurikulum nasional.

Siti menambahkan PDSBK juga untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan dokter spesialis bermutu, terjangkau dan berkesinambungan. Selain itu PDSBK sebagai wujud langkah antisipasi dalam menghadapi desakan masuknya dokter spesialis dari negara lain. (Drd/O-5)

Sumber:
http://www.mediaindo.co.id/
27 April 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar